Banyak orang tua, pengasuh, dan
profesional yang bekerja dan hidup langsung dengan anak-anak tertarik
untuk belajar bagaimana mengidentifikasi gejala-gejala anak-anak ADHD .
Telah ditetapkan bahwa di mana saja dari 3% sampai 10% dari semua anak
memiliki masalah dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Mereka
yang menderita kondisi medis ini sering mengalami banyak tantangan
ketika datang untuk sosialisasi dan hubungan, kinerja mereka di sekolah,
dan kemampuan untuk fokus pada apa pun untuk waktu yang lama. Dalam
panduan medis , Anda akan mempelajari umum gejala yang paling
berhubungan dengan anak-anak ADHD.
Saat
meninjau gejala yang terkait dengan anak-anak ADHD, Anda akan menemukan
bahwa mereka biasanya cocok dalam tiga kategori. Kategori pertama
adalah diidentifikasi sebagai " Hiperaktif ". Yang kedua adalah
"kurangnya perhatian" dan yang terakhir adalah " impulsif ".
Penting
untuk memahami bahwa ketika seorang anak memiliki gejala anak ADHD ,
mereka mungkin menderita gejala dari lebih dari satu kategori. Gejala
umum termasuk ketidakmampuan untuk duduk diam atau tinggal di satu
tempat untuk jumlah waktu yang panjang, konsisten mengganggu orang lain
saat mereka berbicara dalam rangka untuk membuat titik atau mengajukan
pertanyaan, dan menjadi mudah terganggu dalam satu atau lain cara.
Banyak
orang tua, pengasuh, dan lain-lain yang bekerja dengan anak-anak yang
berusaha untuk belajar lebih banyak tentang gejala anak-anak ADHD akan
menemukan bahwa anak-anak sering pelupa dan tampaknya akan terganggu
ketika datang untuk mencoba untuk fokus pada satu hal jumlah
diperpanjang waktu.
Selain
ini, barang-barang pribadi seperti pakaian, mainan, dan item lainnya
mungkin salah secara teratur. Anak-anak ADHD juga menghasilkan anak yang
sangat aktif pada kedua tingkat mental dan fisik. Jika Anda khawatir
bahwa anak Anda mungkin menderita gejala-gejala anak-anak ADHD , Anda
harus berkonsultasi dengan dokter spesialis dalam rangka mengatur
pengujian untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
Jika Anda atau seseorang yang Anda
tahu baru-baru ini didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity
Disorder , penting bahwa Anda mendapatkan pemahaman yang lengkap tentang
gejala ADHD. Individu yang menderita kondisi medis ini memiliki gejala
yang mencerminkan tiga karakteristik yang unik.
Karakteristik
ini termasuk mengalami hiperaktif, sedang lalai, dan juga sedang sampai
tingkat parah impulsif. Sementara ini kondisi medis tertentu cukup umum
pada anak-anak dan remaja, angka terakhir menyatakan bahwa ada sejumlah
besar orang dewasa yang benar-benar menderita juga. Di sini, Anda akan
mendapatkan wawasan tentang gejala ADHD .
Ketika
mengalami gejala ADHD yang terkait dengan sedang lalai, seorang individu
akan mengalami gejala-gejala seperti komplikasi dengan rincian,
ketidakmampuan untuk mencurahkan perhatian mereka pada situasi tertentu,
orang, tempat, atau hal dan masalah dengan kesalahan yang dipandang
sebagai "sembrono ".
Banyak orang
juga menemukan diri mereka benar-benar terganggu. Dalam banyak kasus,
orang tersebut - baik muda atau tua - mungkin memiliki banyak tugas yang
tidak selesai. Penundaan, disorganisasi, dan pelupa cukup umum pada
mereka yang menderita kekurangan perhatian yang langsung berhubungan
dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Bagi mereka
yang mengalami gejala ADHD yang terkait dengan hiperaktif, ada banyak
perilaku yang mungkin dipamerkan. Ini termasuk berjalan sering,
ketidakmampuan untuk duduk diam, sedang sampai derajat berat
kegelisahan, berbicara secara berlebihan, dan gejala yang serupa di
alam. Lalu ada orang yang menderita gejala ADHD itu impulsif pameran.
Yang Gejala
yang paling umum sedang tidak sabar, kesulitan yang terkait dengan
menunggu giliran, mengganggu orang lain, melontarkan tidak tepat dalam
pengaturan sosial, dan gejala yang sama . Dalam beberapa kasus, satu
orang mungkin menunjukkan gejala-gejala dari semua tiga karakteristik
utama - impulsif, kekurangan perhatian, dan hiperaktivitas. Namun, dalam
banyak kasus, gejala ADHD yang terkait dengan karakteristik yang
dominan dengan individu tersebut.
ADHD atau " Attention Deficit
Hyperactivity Disorder "adalah salah satu gangguan yang paling umum yang
terjadi di masa kecil. Kondisi ini dapat terus menjadi masa remaja, dan
dalam beberapa kasus, sepanjang masa dewasa.
Kondisi
ini ditandai dengan berbagai jenis kesulitan. Yang paling masalah umum
yang terjadi adalah komplikasi yang terkait dengan memperhatikan,
mengalami serangan sedang sampai berat hiperaktif, dan isu-isu yang
terkait dengan pengendalian impuls yang berhubungan dengan perilaku.
Sementara
penyebab pasti balik perkembangan ADHD tidak diketahui, profesional
medis dan peneliti telah memperoleh beragam pengetahuan mengenai kondisi
ini. Sepanjang bagian ini, Anda akan menemukan banyak fakta yang
berkaitan dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder .
Apa itu ADHD? Ini adalah pertanyaan
umum yang dan lebih individu lebih banyak mulai bertanya. Meskipun ada
banyak yang hanya mengacu pada kondisi ini sebagai " hiperaktif ", itu
singkatan dari" Attention Deficit Hyperactivity Disorder ".
Sedangkan
yang menderita kondisi ini mungkin terbukti menjadi sangat menantang,
itu dianggap salah satu kondisi medis yang paling umum yang mempengaruhi
baik anak maupun orang dewasa. Jika Anda telah meminta pertanyaan
tentang apa yang ADHD , penting bahwa Anda tahu itu adalah suatu kondisi
yang dapat mempengaruhi seseorang secara sosial, mental, dan fisik.
Jika
Anda belajar apa yang ADHD, adalah penting untuk memahami bahwa ada
banyak gejala berhubungan dengan kondisi tersebut. Kebanyakan gejala
berkisar kekurangan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas.
Rata-rata, sekitar 5% dari semua anak-anak menderita dari kondisi ini.
Angka ini berasal dari organisasi yang dikenal sebagai Institut Nasional
Kesehatan Mental atau "NIMH".
Profesional
medis di seluruh dunia percaya bahwa itu bisa kemungkinan sampai 10%
dari semua anak-anak menderita ADHD. Walaupun ada teori yang menyatakan
bahwa kebanyakan anak akan mengatasi kondisi tersebut, ada teori lain
yang menyatakan bahwa kondisi tersebut dapat berlangsung seumur hidup.
Mereka
yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder sering
menemukan diri mereka mudah terganggu. keterampilan manajemen Sisa
mungkin menderita luar biasa sebagai akibat dari tidak mampu
berkonsentrasi. Frustrasi dapat terjadi sebagai akibat langsung dari
ketidakmampuan untuk mengatur dan menetapkan tujuan dengan tepat.
Hal
ini tidak biasa bagi pasien kondisi ini untuk menderita masalah
dengan-mereka percaya diri, komplikasi dalam hubungan mereka, dan bahkan
ketidakmampuan untuk menghindari kecanduan berkembang yang dapat
berpotensi mengancam mereka mental dan fisik kesejahteraan.
Ketika
belajar apa yang ADHD, Anda akan menemukan bahwa kurangnya kontrol
mental adalah aspek yang paling menantang kondisi. Jika Anda atau
seseorang yang Anda tahu baru-baru ini didiagnosis, penting untuk
mempelajari apa yang ADHD .
Perkembangan manusia merupakan
perubahan yang progresif dan berlangsung terus menerus atau berkelanjutan.
Keberhasilan dalam mencapai suatu tahap perkembangan akan sangat menentukan
keberhasilan dalam tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan, apabila ditemukan
adanya satu proses perkembangan yang terhambat, terganggu, atau bahkan
terpenggal, dan kemudian dibiarkan maka untuk selanjutnya sulit mencapai
perkembangan yang optimal.
Tidak setiap anak mengalami
perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya
mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki factor-faktor resiko
sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi
khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.
Uraian di atas,
mengisyaratkan bahwa secara konseptual anak berkebutuhan khusus (children with special needs) memiliki
makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa,
cacat, atau berkelainan (exceptional
children). Anak berkebutuhan khusus tidak hanya mencakup anak yang memiliki
kebutuhan khusus yang bersifat permanen akibat dari kecacatan tertentu (anak
penyandang cacat), tetapi juga anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer.
Anak berkebutuhan khusus temporer juga biasa disebut dengan anak dengan factor
resiko, yaitu yaitu individu-individu yang memiliki atau dapat memiliki prolem
dalam perkembangannya yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan belajar
selanjutnya, atau memiliki kerawanan atau kerentanan atau resiko tinggi
terhadap munculnya hambatan atau gangguan dalam belajar atau perkembangan
selanjutnya. Bahkan, dipercayai bahwa anak berkebutuhan khusus yang bersifat
temporer apabila tidak mendapatkan intervensi secara tepat sesuai kebutuhan
khususnya, dapat berkembang menjadi permanen.
B.
Definisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak dengan
kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel
sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah
berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya.
Banyak istilah
yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability,
impairment, dan handicaped. Menurut World
Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai
berikut:
Impairment: merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana
individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis
atau fungsi struktur anatomis secara umum pada tingkat organ tubuh. Contoh
seseorang yang mengalami amputasi satu kakinya, maka dia mengalami
kecacatan kaki.
Disability: merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami kekurangmampuan yang
dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ
tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan merasakan
berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
Handicaped: merupakan ketidak
beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau disability
yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada
individu.Handicaped juga bisa diartikansuatu keadaan
di mana individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya
kelainan dan berkurangnya fungsi organ individu. Contoh orang yang
mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau
berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.
Termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus yang sifatnya temporer di antaranya adalah anak-anak
penyandang post traumatic syndrome
disorder (PTSD) akibat bencana alam, perang, atau kerusuhan, anak-anak yang
kurang gizi, lahir prematur, anak yang lahir dari keluarga miskin, anak-anak
yang mengalami depresi karena perlakukan kasar, anak-anak korban kekerasan,
anak yang kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar, anak
yang tidak bisa membaca karena kekeliruan guru mengajar, anak berpenyakit
kronis, dan sebagainya.
Menurut Heward anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan
anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi
atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan
khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan
yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya
bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya
masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB
bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk
tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.
Anak berkebutuhan
khusus (ABK) agak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan
khusus berproses dan tumbuh, tidak dengan modal fisik yang wajar, karenanya
sangat wajar jika mereka terkadang cenderung memiliki sikap defensif
(menghindar), rendah diri, atau mungkin agresif, dan memiliki semangat belajar
yang lemah.
Anak berkebutuhan
khusus (ABK) adalah definisi yang sangat luas, mencakup anak-anak yang memiliki
cacat fisik, atau kemampuan IQ rendah, serta anak dengan permasalahan sangat
kompleks, sehingga fungsi-fungsi kognitifnya mengalami gangguan.
Ada beberapa istilah yang digunakan
untuk menunjukkan keadaan anak berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan
khusus merupakan istilah terbaru yang digunakan, dan merupakan terjemahan dari children with special needs yang telah
digunakan secara luas di dunia internasional, ada beberapa istilah lain yang
pernah digunakan diantaranya anak cacat, anak tuna, anak berkelainan, anak
menyimpang, dan anak luar biasa, ada satu istilah yang berkembang secara luas
telah digunakan yaitu difabel, sebenarnya merupakan kependekan dari diference ability.
Anak-anak berkebutuhan khusus,
adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan
karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya.
The National Information
Center for Children and Youth with Disabilities (NICHCY) mengemukakan bahwa “children with special needs or special needs
children refer to children who have disabilities or who are at risk of
developing disabilities”.
Hal senada juga
diajukan oleh Behr dan Gallagher (Fallen dan Umansky, 1985:13) yang mengusulkan
perlunya definisi yang lebih fleksibel dalam mendefinisikan anak-anak
berkebutuhan khusus. Artinya, tidak hanya meliputi anak-anak berkelainan
(handicapped children) sebagaimana dirumuskan dalam P.L 94-142, tetapi juga
mereka yang termasuk anak-anak memiliki faktor resiko. Dijelaskan lebih lanjut
bahwa dengan definisi yang lebih fleksibel, akan memberikan keuntungan bahwa
hambatan yang lebih serius dapat dicegah melalui pelayanan anak pada usia dini.
Sekalipun demikian, dalam pembahasan ini lebih memfokuskan kepada anak-anak
yang termasuk dalam kategori anak cacat atau berkelainan.
Perubahan terminologi
atau istilah anak berkebutuhan khusus dari istilah anak luar biasa tidak lepas
dari dinamika perubahan kehidupan masyarakat yang berkembang saat ini, yang
melihat persoalan pendidikan anak penyandang cacat dari sudut pandang yang
lebih bersifat humanis dan holistik, dengan penghargaan tinggi terhadap
perbedaan individu dan penempatan kebutuhan anak sebagai pusat perhatian, yang
kemudian telah mendorong lahirnya paradigma baru dalam dunia pendidikan anak
penyandang cacat dari special education ke special needs education.
Implikasinya, perubahan tersebut juga harus diikuti dengan perubahan dalam cara
pandang terhadap anak penyandang cacat yang tidak lagi menempatkan kecacatan
sebagai focus perhatian tetapi kepada kebutuhan khusus yang harus dipenuhinya
dalam rangka mencapai perkembangan optimal. Dengan demikian, layanan pendidikan
tidak lagi didasarkan atas label kecacatan anak, akan tetapi harus didasarkan
pada hambatan belajar dan kebutuhan setiap individu anak atau lebih menonjolkan
anak sebagai individu yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Ada beberapa istilah
yang sering digunakan untuk memahami anak berkebutuhan khusus yaitu impairment
yang berarti cacat, disability di mana seseorang mengalami hambatan karena
berkurangnya fungsi suatu organ yang dimungkinkan karena kondisi cacat, dan
handicapped,merupakan keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam
komunikasi dan sosialisasi dengan lingkungan. Kondisi handicapped inilah yang
merupakan berkebutuhan khusus, karena untuk bersosialisasi dengan lingkungan
termasuk pendidikan dan pengajaran memerlukan perlakuan khusus.
C.
Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus
1. Kelainan Mental terdiri dari:
a. Mental Tinggi
Sering
dikenal dengan anak berbakatintelektual, di mana selain memiliki kemampuan
intelektual di atas rerata normal yang signifikan juga memiliki kreativitas dan
tanggung jawab terhadap tugas.
b.
Mental Rendah
Kemampuan
mental rendah atau kapasitas intelektual (IQ) di bawah rerata dapat dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learners) yaitu anak yang
memilki IQ antara 70 – 90. Sedangkan anak yang memiliki IQ di bawah 70 dikenal
dengan anak berkebutuhan khusus.
c.
Berkesulitan Belajar Spesifik
Berkesulitan
belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achivement) yang diperoleh siswa.
Anak berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang memiliki kapasitas
intelektual normal ke atas tetapi memiliki prestasi belajar rendah pada bidang
akademik tertentu.
2. Kelainan Fisik meliputi:
a.
Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan
gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur
tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy (kelayuhan
otak ), amputasi (kehilangan
organ tubuh), polio,
dan lumpuh.
Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total
dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
b.
Kelainan Indera Penglihatan (Tunanetra)
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan
dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu:
buta total (blind) dan low vision.
Definisi tunanetra menurut Kaufman & Hallahan
adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang
dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki penglihatan. Karena
tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaran
menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran.
Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran
kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah
penggunaan tulisan braille, gambar
timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti
lunak JAWS.
Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah
luar biasa mereka belajar mengenai orientasi dan mobilitas.
Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui
tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat
khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium)
c.
Kelainan Pendengaran (Tunarungu)
Tunarungu
adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun
tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran
adalah:
1.Gangguan
pendengaran sangat ringan(27-40dB)
2.Gangguan
pendengaran ringan(41-55dB)
3.Gangguan
pendengaran sedang(56-70dB)
4.Gangguan
pendengaran berat(71-90dB)
5.Gangguan
pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB)
Karena
memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.
Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk
abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa
berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu
cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa
tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari
sesuatu yang abstrak.
Kelainan pendengaran dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
d.
Kelainan Bicara (Tunawicara)
Seseorang
yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal,
sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti orang lain. Kelainan bicara ini
dapat bersifat fungsional di mana mungkin disebabkan karena ketunarunguan, dan
organik yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ bicara maupun
adanya gangguan pada organ motoris yang berkaitan dengan bicara.
3. Kelainan Emosi
Gangguan emosi
merupakan masalah psikologis, dan hanya dapat dilihat dari indikasi perilaku
yang tampak pada individu. Adapun klasifikasi gangguan emosi meliputi:
Enam
atau lebih gejala inattention,
berlangsung paling sedikit 6 bulan, ketidakmampuan untuk beradaptasi, dan
tingkat perkembangannya tidak konsisten. Gejala-gejala inattention tersebut antara lain:
·Sering gagal untuk memperhatikan secara
detail, atau sering membuat kesalahan dalam pekerjaan sekolah atau aktivitas
yang lain.
·Sering kesulitan untuk memperhatikan
tugas-tugas atau aktivitas permainan
·Sering tidak mendengarkan ketika orang
lain berbicara
·Sering tidak mengikuti intruksi untuk
menyelesaikan pekerjaan sekolah
·Kesulitan untuk mengorganisir
tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas
·Tidak menyukai pekerjaan rumah dan
pekerjaan sekolah
·Sering tidak membawa peralatan sekolah
seperti pensil, buku, dan sebagainya
·Ketidakmampuan untuk memberi perhatian
yang cukup lama
·Hiperaktivitas
·Aktivitas motorik yang tinggi
·Mudah buyarnya perhatian
·Canggung
·Infeksibilitas
·Toleransi yang rendah terhadap frustasi
·Berbuat tanpa dipikir akibatnya.
D.Kesimpulan
Dari berbagai
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus
adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual
maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami kesulitan dalam
berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya
dibutuhkan pendidikan dan pengajaran.
Berkebutuhan khusus
merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa atau
mengalami kelainan dalam konteks pendidikan. Ada perbedaan yang signifikan pada
penggunaan istilah berkebutuhan khusus dengan luar biasa atau berkelainan.
Berkebutuhan khusus lebih memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi
dan mengembangkan kemampuannya secara optimal, sedang pada luar biasa atau
berkelainan adalah kondisi atau keadaan anak yang memerlukan perlakuan khusus.
Memahami anak
berkebutuhan khusus berarti melihat perbedaan individu, baik perbedaan antar
individu (interindividual) yaitu membandingkan individu dengan individu lain
baik perbedaan fisik, emosi maupun intelektual, dan perbedaan antar potensi
yang ada pada individuitu sendiri
(intraindividual).
E. DAFTAR PUSTAKA
Suparno. 2007. Bahan Ajar Cetak: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional.